Rabu, 30 Januari 2008

Pelatih PTM Al-Azhar

Fenomena Karet Bintik

Banyak pemain yang begitu handal saat melawan pemain dengan karet polos/biasa (inverted) mati tak berdaya saat melawan pemain yang menggunakan karet antispin, bintik panjang (longpips) ataupun bintik pendek (shortpips). Adapun persoalan utamanya adalah karena karet tersebut menghasilkan efek yang tidak sama dengan karet polos/biasa (inverted).

Untuk dapat bermain dengan baik dan dapat memenangkan pertandingan melawan pemain yang tidak menggunakan karet biasa/polos (inverted) maka harus mengetahui karakter/ciri-ciri dari karet jenis tersebut dan menjalankan taktik permainan yang tepat.

Karakter

Pada umumnya jenis karet antispin, bintik panjang dan bintik pendek mempunyai karakter yang sama, yaitu bola yang datang setelah terjadi kontak dengan karet tersebut tidak cepat/lambat. Namun selain itu masing-masing karet tersebut mempunyai karakter yang khusus sebagai berikut :

Antispin, setelah bola kontak dengan karet ini maka efek yang timbul antara lain adalah spin berkurang (bahkan hilang), bola cenderung mendarat pendek di atas meja. Dan bagi pemain bergaya blocker karet ini baik untuk melakukan push pada service pendek dan memblok serangan yang mengandung spin.

Bintik Panjang, setelah bola kontak dengan karet ini maka efek yang timbul antara lain adalah mengubah jenis bola yang datang (misal bola top spin akan berubah menjadi back spin), menambah kekuatan spin yang datang, dengan mem`push` bola yang bermuatan back spin akan menghasilkan top spin yang ringan, dengan melakukan chop ke arah bawah terhadap bola back spin maka akan menghasilkan kembalian back spin yang maximum.

Bintik Pendek , setelah bola kontak dengan karet ini maka efek yang timbul antara lain adalah hanya mengurangi kekuatan spin yang pada bola (misalnya bola top spin akan menghasilkan top spin juga tapi dengan kekuatan yang ringan) . Karet ini dapat juga digunakan untuk melakukan pukulan spin (ringan).

Taktik Permainan

Setelah mengetahui dan memahami efek-efek bola yang dihasilkan karet antispin, bintik panjang dan bintik pendek, maka untuk dapat memenangkan pertandingan harus diterapkan taktik yang tepat, sebagai berikut :

Melawan Antispin, posisi harus selalu dekat dengan meja, lakukan servis panjang dengan spin yang sedikit (kosong lebih baik), prosentase serangan lebih banyak ke sisi karet antispin, gunakan pukulan dengan spin yang ringan untuk mendapatkan `return bola` yang baik dan segera dilanjutkan dengan pukulan yang mematikan, ikuti dulu gaya permainan mereka sambil tunggu suatu kesempatan yang baik untuk menyerang.

Melawan Bintik Panjang, posisi harus selalu dekat dengan meja, lakukan servis panjang, jangan melakukan loop/pukulan spin berulang-ulang dengan irama yang sama, gunakan push cepat dan panjang selanjutnya lakukan serangan, sering gunakan bola panjang tanpa spin untuk menekan

Melawan Bintik Pendek , posisi harus selalu dekat dengan meja, lakukan servis panjang dengan backspin untuk menghasilkan `return bola` yang siap untuk dimatikan, gunakan push keras dan panjang untuk menekan, gunakan pukulan top spinn yang keras untuk mematikan

Latih Tanding

Setelah kita mengetahui dan memahami efek-efek yang dihasilkan oleh karet antispin, bintik panjang dan bintik pendek serta taktik yang tepat untuk menghadapinya, maka satu hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah sering melakukan latih tanding dengan pemain yang menggunakan jenis karet tersebut agar terbiasa dengan efek-efek yang ditimbulkan (cuplikan setyo Club)

Selasa, 29 Januari 2008

Istimewanya Tenis Meja

Penulis - Dr. Sadoso

Kelihatannya biasa, tapi tenis meja olahraga istimewa. Bisa sebagai terapi tambahan, bisa pula memperbaiki kinerja kita dalam kehidupan sehari-hari. Yang pasti tenis meja merupakan cabang olahraga yang cukup efektif dalam menghasilkan keringat. Dr. Sadoso Sumosardjuno, Sp.KO. menjelaskannya dalam tulisan berikut.

Dibandingkan dengan yang lainnya, tenis meja memiliki beberapa keunggulan. Cabang olahraga ini mempunyai peran sangat penting dalam bidang rehabilitasi. Ia merupakan terapi rekreasi yang tak ternilai harganya untuk penyandang cacat fisik seperti polio, paraplegia, hemiplegia, ampute (bagian badannya ada yang diamputasi), radang sendi, dan lain-lain. Bahkan, pun untuk penderita penyakit mental. Karena itu, dewasa ini di semua instansi perawatan penyakit mental negara-negara maju, tenis meja digunakan sebagai olahraga untuk terapi tambahan.

Sebagai olahraga pendukung, permainan "tenis" di meja kecil ini bisa pula membantu memantapkan kondisi untuk olahraga lain. Belum disebut pula perannya yang sangat berarti untuk meredakan ketegangan atlet olahraga lain saat musim kompetisi seperti atlet catur dan bridge. Bahkan kalau Anda memiliki anggota keluarga yang sudah lanjut usia, tenis meja juga bagus untuk mereka. Semua itu, oleh karena tenis meja mempunyai pengaruh pemantapan kondisi. Secara fisologis saja, olahraga ini sudah memberi keuntungan kepada para pemainnya. Pada waktu melakukannya, segala penyimpangan masalah kesehatan dan tekanan kehidupan sehari-hari akan berkurang. Dari penelitian-penelitian tampak bahwa setelah berolahraga mereka menjadi lebih segar bugar.

Jangan pula dikira, respons yang otomatis dan sangat cepat dalam permainan tens meja tidak memberikan keuntungan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang atlet tenis meja cenderung memiliki reaksi lebih cepat dalam keadaan gawat mendadak.

Paling Cepat

Sifat pingpong sangat individualistik. Pun ia merupakan cabang olahraga yang ekspresif dan temperamental. Untung saja, karena bukan tergolong olahraga kontak, cedera jarang terjadi. Cedera akut, subakut, dan kronis terutama terjadi pada lengan yang digunakan untuk main, dan tungkai atau kaki, meski yang terakhir ini lebih jarang. Seperti halnya olahraga lain, sesekali jatuh dapat pula terjadi.

Yang sering justru cedera ringan macam lepuh (blister) dan kejang. Blister alias lepuh paling sering terjadi pada tangan dan jari yang memegang bat, akibat tekanan langsung secara konstan. Namun, ukuran sepatu yang kurang tepat atau kaus kaki yang melipat sehingga menimbulkan gesekan terus menerus pada telapak kaki, juga bisa menghasilkan lepuh pada kaki. Kejang pada otot-otot bisa muncul karena kehilangan garam akibat keringat mengucur berlebihan, terlalu panas, penggunaan otot berlebihan, peregangan berlebihan, dan kelelahan berlebihan (over fatigue). Meski, kejang bisa pula disebabkan oleh makanan atau gangguan peredaran darah setempat pada bagian badan tertentu (misalnya sepatu terlalu sempit, tali sepatu terlalu kencang, celana terlalu ketat, dll).

Cedera pada otot dan tendon timbul karena kerja otot yang keras. Misalnya pada waktu melakukan stroke tajam, chop, atau lop. Para atlet tenis meja sering mengalaminya pada gelang bahu, sekitarsiku, lengan bawah, pergelangan tangan, atau pada tangan karena terus menerus memegang bat dengan kencang.

Karena merupakan olahraga indoor, kita dapat memainkannya kapan saja, bahkan di musim hujan. Sedangkan peralatannya relatif tidak terlalu mahal lagi pula tak memerlukan ruangan

terlalu luas. Luas lapangan permainan yang sangat terbatas menuntut reaksi sangat cepat dalam mengembalikan bola, sehingga cabang olahraga ini merupakan olahraga paling cepat diantara olahraga permainan yang ada.

Uniknya, meski saat pertandingan atlet tenis meja memerlukan kemampuan fisik luar biasa, pada permainan bukan pertandingan, siapapun baik pria maupun wanita dengan berbagai tingkatan usia dan kondisi fisik, tetap dapat menikmati olahraga ini.

Perlu refleks dan konsentrasi

Memang benar, cabang olahraga ini dibedakan atas tenis meja yang dipertandingkan (kompetitif) dan yang tidak dipertandingkan (non-kompetitif). Jelas saja, pada tenis meja non kompetitif persyaratan fisik dan fisiologis jauh berbeda dari yang dipertandingkan.

Persyaratan terpenting adalah keterampilan yang neuromuskuler (saraf otot) untuk memproleh kondisi refleks dan konsentrasi yang baik. Kedua komponen tersebut boleh dikatakan merupakan persyaratan terpenting pada tenis meja non-pertandingan. Sebaliknya, pada tenis meja kompetitif atau yang dipertandingkan, kedua hal itu saja jauh dari cukup. Diperlukan kecepatan yang hebat, kekuatan memukul, dan endurance (daya tahan). Jadi selain tenaga, juga sangat dibutuhkan daya tahan otot, jantung dan pernapasan. Seorang atlet pingpong yang harus menjalani pertandingan juga harus mampu lari 5 km agar bisa meraih dan mengembalikan bola yang kecepatan maksimumnya bisa mencapai 125-140 km perjam. Memang benar, pencapaian refleks dan konsentrasi yang terkondisi merupakan persyaratan utama pada tenis meja kompetitif. Namun, kelincahan kaki, kecepatan, antisipasi, koordinasi, dan taktik juga sangat penting.

Kondisi refleks atau refleks yang dimiliki pemain bukan diperoleh secara genetis, karenanya pemain harus berlatih sejak awal. Apalagi kondisi refleks akan melemah dengan berjalannya waktu. Makin kurang baik kondisi refleksnya, makin cepat hilangnya. Ini menunjukkan, untuk memelihara atau meningkatkan kondisi refleks diperlukan program latihan yang konsisten dalam jangka waktu cukup lama. Maka dari itu untuk menjadi pemain kompetitif, kita harus melakukan latihan terencana selama 4-5 tahun plus memiliki pengalaman pertandingan.

Umur paling baik untuk menjadi pemain tenis meja kompetitif pada pria adalah 18-30 tahun dan pada wanita 16-26 tahun. Barangkali perlu dicatat adanya sedikit perbedaan antara pria dan wanita dalam respons fisiologis. Persisnya, dalam mengembangkan keterampilan neuro-muskuler untuk meningkatkan tenaga otot (terutama pada lengan yang digunakan untuk main), daya tahan otot (pada lengan yang digunakan untuk main dan kedua kaki), serta daya tahan jantung dan pernapasan. Ini terjadi lantaran wanita sedikit lebih lemah karena kebugaran fisik dan mental diperlukan dalam tenis meja kompetitif, pemeriksaan klinis terhadap atlet-atlet tenis meja harus betul-betul teliti. Selain pemeriksaan fisik lengkap, juga harus dilakukan evaluasi terhadap metode latihan, pengaturan makan, keadaan lingkungan, masalah usia, seks dan pekerjaan, serta pencegahan cedera.

Karena merupakan olahraga indoor, maka perlu diberikan perhatian pada kondisi paru-paru. Artinya, secara periodik haruslah diadakan pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan dengan sinar rontgen. Juga karena permainan ini biasanya menggunakan sinar lampu, pemeriksaan mata secara periodik pun sangat dianjurkan.

Nah, kalau semuanya beres, bersiaplah menjadi atlet tenis meja handal, atau kalau bukan atlet, setidaknya pemain kehidupan yang lebih gesit dan bugar berkat tenis meja. sumber www.kompas.com

Jumat, 25 Januari 2008

Tips 'n Trik Blocking

Blocking adalah cara yang paling sederhana untuk mengembalikan pukulan yang keras mengingat pukulan balasan terhadap pukulan keras tersebut beresiko tinggi, sehingga block merupakan pertahanan dalam menghadapi pukulan yang keras.

Block merupakan cara yang sangat efektif untuk mengembalikan pukulan lawan secepat mungkin sehingga lawan tidak mempunyai kesempatan untuk melanjutkan serangan. Bila sudut bet dan kontak dengan bola dilakukan dengan tepat maka bola akan kembali kepada lawan dengan rendah dan cepat.

Cara Melakukan Block

  1. Berdiri dekat dengan meja, pegang bet dengan santai dan sudut bet agak tertutup untuk top spin yang keras.
  2. Perhatikan jatuhnya bola dibidang permainan sendiri dengan cermat.
  3. Lakukan kontak dengan bola segera mungkin setelah bola memantul dengan cara menggerakan bet ke depan. Semakin lambat bola yang datang maka semakin ke depan gerak bet tersebut.
  4. Kontak harus terjadi di bagian belakang sedikit ke atas dari bola dan usahakan bola berada di bagian tengah bet.
  5. Sentakan pergelangan tangan saat terjadi kontak.

Bila blocking dapat dilakukan dengan baik maka rasa percaya diri akan meningkat karena dapat mengatasi serangan lawan. Namun demikian, jangan terlalu sering melakukan block dalam permainan karena pada dasarnya block hanya digunakan saat menerima pukulan keras dari lawan. (Cuplikan ptm setyo Club)

Kamis, 24 Januari 2008

PRESTASI ANGGOTA

Selamat Kepada rekan Teguh Budi Siswanto (pertama dari kiri) yang telah berhasil menjadi juara II tingkat Pemula Devisi V pada Turnamen Rajawali Paguyuban 15 PTM yang diselenggarakan oleh PTM Rajawali pada tangal 12-13 Januari 2007 lalu, mudah-mudahan dapat menjadi support bagi rekan lainnya untuk lebih giat berlatih. Di semi final Teguh BS berhasil mengalahkan Toyadi dari PTM Tegar, tetapi sayang pada final dia dikalahkan oleh petenis meja tuan rumah seger dari PTM Rajawali.

Rabu, 23 Januari 2008

Suasana Latihan







"Speed and Power" .... pa Dedi dalam program-program latihan yang diberikannya selalu mempunyai tujuan membentuk agar para petenis meja yang bergabung di PTM Al-azhar mempunyai speed dan power yang bagus, dan berfilosofi bahwa pertahanan yang paling baik adalah selalu berinisiatif untuk lebih dulu membuka serangan sebelum lawan melakukan inisiatif menyerang.
















Punggawa PTM Al-azhar

Pendiri : Tubagus Adji Darma, S.komp
Ketua : Zainul Arifin, SH
Koordinator Latihan : Teguh Budi S, SE
Pelatih/Penanggung Jawab Teknik : Dedi Jidat
Perlengkapan/Bendahara : Teguh BKA, SE
Anggota : Ngadiman, Spd

Selasa, 22 Januari 2008

Sarana dan Prasarana Latihan

Walaupun tujuan pokoknya hanya silaturahmi sambil cari keringat supaya tetap bugar, tapi kita-kita mau juga donk bisa dan mau tau cara bermain atau bahasa kerennya teknik bermain tenis meja dengan benar, untuk mendukung maksud tersebut maka berlatih di ptm al azhar sudah menggunakan robot latih yang didukung panduan dari pelatih yang sudah mempunyai lisiensi pelatih nasional, ruang yang cukup mumpuni yaitu di ruang auditorium lantai 8 gedung sekolah al-azhar.

Jadwal Latihan

Setiap hari Senin dan Jum'at Jam 14.30 - selesai